KLASIFIKASI LAHAN KRITIS SEBAGAI DAMPAK KEGIATAN PENAMBANGAN BATUBARA DI DESA JANGAN-JANGAN KABUPATEN BARRU
DOI:
https://doi.org/10.33096/jat.v2i1.1113Keywords:
NDVI, batubara, lahan, kritis, penambanganAbstract
Degradasi lahan didasarkan pada penggunaan lahan intensif yang kurang memperhatikan kaidah konservasi apabila terjadi secara terus menerus. Lahan yang terletak pada kawasan penambangan menjadi lahan yang tidak produktif, disebabkan oleh tidak adanya reklamasi yang dilakukan. Salah satu penyebab lahan kritis pada lokasi bekas area penambangan yaitu kurangnya penutupan vegetasi atau tanaman, menyebabkan tanah rentan terhadap erosi dan degradasi yang berkelanjutan. Dalam rangka meminimalisasi kerusakan lahan bekas penambangan batubara dan proses degradasi yang terus berlanjut, maka upaya konservasi lahan pada bekas penambangan batubara perlu didukung oleh data informasi seperti tingkat kekritisan suatu lahan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi lahan kritis akibat penambangan batubara di Desa Jangan-Jangan Kabupaten Barru. Metode Pengujian menggunakan Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) untuk mengetahui kerapatan vegetasi yang di overlay dengan kemiringan lereng, erosi dan tutupan lahan sebagai pengaruh kekritisan lahan. Hasil pengolahan data lahan kritis pada area penelitian dengan menumpangsusunkan (overlay) data klasifikasi Normalized Difference Vegetation Index (NDVI), curah hujan, kemiringan lahan dan penggunaan lahan didapatkan area lahan kritis yang telah diklasifikasikan menurut (The Ministry of Environment and Forestry, 2022), yaitu tidak kritis 0,297 ha, potensial kritis 0,445 ha, agak kritis 1,092 ha, kritis 2,641ha, sangat kritis 1,564 ha dan tidak terdefinisi 0,318 ha dengan batas luas area penelitian 6,466 ha. Berdasarakan kode kelas dengan klasifikasi (The Ministry of Environment and Forestry, 2022), wilayah studi dapat kategorikan sebagai lahan kritis.