Pengolahan Air Limbah Tambang Menggunakan Limbah Kulit Langsat: Penurunan Kadar Logam Total Fe Dan Mn

Abstract

Perbaikan kualitas air tambang merupakan salah satu kegiatan penting dalam proses pengelolaan lingkungan pertambangan. Air limbah tambang karakteristik kimia seperti kadar logan Fe dan Mn. Metode biosorpsi menggunakan bahan yang ramah lingkungan dapat digunakan sebagai alternatif pengelolaan air tambang dalam memperbaiki kualitas air. Biosorpsi adalah metode penyerapan logam berat menggunakan biosorben/biomaterial. Buah langsat merupakan buah tropis yang tersebar luas di Indonesia. Buah ini memiliki berbagai gugus fungsi seperti terpenoid, alkaloid dan saponin. Kulit buah langsat dimanfaatkan sebagai biosorben karena ketersediaan yang melimpah, bahan baku yang mudah didapatkan dan relatif murah. Penelitian mengenai penggunaan kulit langsat ini merupakan kajian terhadap efektifitas kulit langsat dalam menurunkan kadar total Fe, dan Mn pada air limbah tambang batubara. Air limbah tambang diambil langsung dari tambang batubara di Kalimantan selatan dan menjadi masukan pada pemilihan alternatif tanaman untuk reklamasi lahan bekas penambangan. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa Penambahan bubuk langsat dengan persentase 1% dari larutan dapat menurunkan kadar logam Fe sebesar  0,383 mg/L atau 23,8% dari nilai kadar awal. Sedangkan penambahan bubuk langsat dengan persentase 2% dapat menurunkan kadar logam Fe sebesar  0,034 mg/L mg/L atau 2,11% dari nilai kadar awal. Penambahan bubuk langsat dengan persentase 1% dapat menurunkan kadar logam Mn secara sifnifikan sebesar 0,2353 mg/L atau 56% dari nilai kadar Mn awal. Penambahan bubuk langsat dengan persentase 2% dapat menurunkan kadar logam Mn sebesar  0,2301 mg/L mg/L atau 54% dari nilai kadar awal. Sedangkan penambahan bubuk langsat dengan persentase 2% dapat menurunkan kadar logam Mn sebesar  0,1831 mg/L atau 43% dari nilai kadar awal.