STUDI PENGRUH DENSITAS LARUTAN TERHADAP UJI ENDAP APUNG BATUBARA DESA ULUDAYA KECAMATAN MALLAWA KABUPATEN MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN

Authors

  • Andi Tenri Sessu Akhmad Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Muslim Indonesia, Makassar, Indonesia
  • Agus Ardianto Budiman
  • Alfian Nawir Universitas Muslim Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.33096/y4xs8155

Keywords:

batubara, uji endap apung, densitas, larutan, kadar abu

Abstract

Batubara adalah bahan bakar padat yang terbentuk dari tumbuhan melalui proses dekomposisi biokimia, kimia dan fisika di bawah tekanan dan suhu tinggi tanpa oksigen dalam waktu lama. Batubara dari Kecamatan Mallawa termasuk dalam kategori subbituminus, ditandai dengan nilai kalori 5190 kkal/kg, kandungan sulfur di atas 1% dan kadar abu 15.26% yang berpotensi mencemari lingkungan saat dibakar. Untuk meningkatkan kualitas batubara di Desa Uludaya, Kecamatan Mallawa, dilakukan pemisahan batubara kotor dan bersih menggunakan metode uji endap apung dengan variasi densitas larutan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi berat sampel batubara yang terapung dan terendap serta mengetahui kandungan abu batubara bersih dari hasil pengujian. Proses pemisahan dilakukan dengan fraksi 60 mesh serta campuran larutan perkloroetilen dan toluena dengan massa jenis 1,3 g/ml, 1,4 g/ml, 1,5 g/ml dan 1,6 g/ml. Karakterisasi batubara dilakukan dengan metode analisis proksimat. Hasil pemisahan berdasarkan densitas larutan menunjukkan bahwa untuk densitas 1,3 g/ml, batubara mengapung 0,5% dan mengendap 99,4%; untuk densitas 1,4 g/ml, batubara mengapung 7,3% dan mengendap 92%; untuk densitas 1,5 g/ml, batubara mengapung 7,3% dan mengendap 80,7%; dan untuk densitas 1,6 g/ml, batubara mengapung 23,8% dan mengendap 53,8%. Kandungan abu batubara bersih adalah 9,07% sebelum pencucian dan 7 % setelah pencucian. Dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi densitas larutan, berat fraksi yang mengendap dan kadar abu akan meningkat. Fraksi dengan densitas lebih rendah cenderung lebih murni dan memiliki kadar abu lebih rendah, sedangkan fraksi dengan densitas lebih tinggi mengandung lebih banyak material non-organik sehingga menurunkan kualitas batubara sebagai bahan bakar.

Downloads

Published

2024-07-30