Pengaruh Suhu Terhadap Karakteristik Oleoresin Pada Ekstraksi Jahe
DOI:
https://doi.org/10.33536/jcpe.v1i2.807Keywords:
Ekstraksi, Oleoresin, Jahe, Suhu ekstraksiAbstract
Jahe (Zingiber officinale Rosc.) merupakan salah satu komoditas ekspor penting dan bahan baku obat tradisional serta fitofarmaka yang banyak digunakan dalam industri obat herbal Indonesia. Jahe memiliki kandungan aktif yaitu oleoresin. Oleoresin jahe mengandung komponen gingerol, shogaol, zingerone, resin dan minyak atsiri. Oleoresin adalah ekstrak yang mengandung essential oil dan fixed oil yang mempunyai karakteristik rasa dari tumbuh-tumbuhan, biasanya digunakan dalam food flavoring applications. Tujuan penelitian ini untuk melihat karakteristik oleoresin jahe pada dua suhu ekstraksi. Dengan dilakukannya studi ini diharapkan dapat diketahui komponen pada oleoresin jahe dan pengaruh suhu ekstraksi pada proses ekstraksi oleoresin. Penelitian dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut campuran etanol-air. Dilakukan pengupasan jahe terlebih dahulu setelah itu dipotong kecil-kecil. Kemudian jahe dihancurkan dengan blender lalu dikeringkan dengan oven pada suhu 500C. Serbuk jahe di ayak menggunakan ayakan dengan ukuran 20 mesh (tyler screen mesh), setelah itu dilakukan penimbangan jahe. Kemudian dimasukkan ke dalam labu leher empat untuk diekstraksi suhu yang digunakan masing-masing 30oC dan 40oC. Digunakan pelarut etanol dengan perbandingan berat partikel jahe dan berat pelarut sebesar 1:3 pada kecepatan pengadukan 450 rpm selama 6 jam. Lalu dilakukan pemisahan antara oleoresin dan ampas. Kemudian dilakukan identifikasi sampel dengan menggunakan analisa berat jenis , indeks bias dan kromatografi GC-MS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen dalam oleoresin jahe untuk shogaol (6,7%), zingerone (29,47%), zingiberene (17%) dan others (46,81%). Kondisi suhu yang terbaik didapatkan pada suhu 40oC komponen utama yaitu shogaol dengan luas area 6,7%.
Downloads
References
Badan Pusat Statistik. (2003). Statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia. Jakarta : Badan Pusat Statistik.
Hermani dan Christina Winarti. (2011). Kandungan Bahan Aktif Jahe dan Pemanfaatannya Dalam Bidang Kesehatan. Status Teknologi Hasil Penelitian Jahe, 125 - 142.
Kailaku, Sri Yuliani dan Intan, Sari. (2009). Pengembangan Produk Jahe Kering dalam Berbagai Jenis Industri. Buletin Teknologi Pascapanen Pertanian, 5.
Lestari, W.E. (2006). Pengaruh Nisbah Rimpang Dengan Pelarut dan Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Oleoresin Jahe Merah (Zingiber officinale var.rubrum). Institut Pertanian Bogor. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian.
Phaza, Haries Aprial dan Ahmad Eka Ramadhan. (2010). Pengaruh Konsentrasi Etanol, Suhu dan Jumlah Stage Pada Ekstraksi Oleoresin Jahe (Zingiber Officinale Rosc.) Secara Batch. Semarang : Universitas Diponegoro.
Pakpahan, Haloman., M. Djoni Bustan dan Ria Febriyani. (2008). Pengaruh Waktu Ekstraksi dan Ukuran Partikel Terhadap Berat Oleoresin Jahe Yang Diperoleh Dalam Berbagai Jumlah Pelarut Organik (Methanol). Jurnal Teknik Kimia, 15 (4).
Ravindran, K. B. (2005). Ginger The Genus Zingiber. 87-90.
Sudaryanto, Yohannes., Aylianawati, Rosevicka Dwi Oktara. (2007). Ekstraksi Oleoresin Dari Jahe. Widya Teknik, 6 (2), 131 – 134.
Treyball, E. Robert. (1979). Mass Transfer Operations, Third Edition. Mc. Graw-Hill Company.
Uhl, S. R. (2000). Spices, Seasoning and Flavourings. (B. Raton, Ed). CRC Press.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2016 Journal of Chemical Process Engineering

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.